Har Magazine official website | Members area : Register | Sign in

PERLU KEDEWASAAN DALAM MEMAHAMI PERBEDAAN

Tuesday, October 4, 2011

Oleh : Muhibbin Noor

Akhir-akhir ini kita disuguhi beberapa kejadian kekerasan yang menimpa kepada anak bangsa ini dan bersinggungan dengan persoalan sara. Akar persoalannya sepertinya berkisar kepada persoalan beda pandangan dan pemahaman serta keyakinan pada masing-masing kelompok. Persoalan ini sesungguhnya merupakan persoalan lama dan laten yang sangat sensitive, yang kalau tidak ditangani dengan hati-hati dan tegas, akan mengakibatkan terpecahnya bangsa ini serta merugikan kepada semua pihak.

Kalau zaman dahulu banyak persoalan beda pendapat tersebut dapat diatasi dengan saling menghormati dan toleran, sehingga masing-masing dapat hidup rukun dan menjalankan keyakinan masing-masing, tetapi mengapa saat ini yang seharusnya dapat lebih mengedepankan rasa toleran, tetapi malah justru banyak kejadian kekerasan yang muncul. Seolah mereka itu paling benar dan dapat menilai orang lain salah dalam keyakinan, padahal undang-undang kita telah mengatur tentang keyakinan yang berbeda-beda dan dianut oleh anak bangsa ini dijamin untuk tetap bisa hidup dan dijalankan oleh mereka yang meyakininya.

Memang dalam menafsirkan ketentuan agama masing-masing orang dapat saja berbeda, dan hal itu dapat dimengerti, tetapi kemudian dalam mengimplementasikan keyakinannya tersebut kadang-kadang terkesan dipaksakan dan melanggar hak-hak orang atau pihak lain yang berpaham beda dengan yang dipahaminya. Inilah yang menyebabkan terjadinya kekerasan dengan mengatasnamakan agama. Artinya berbeda pendapat dan keyakinan dalam memahami teks agama itu sah dan harus dianggap sebagai perbedaan yang wajar, namun memaksakan pemahamannya tersebut kepada orang lain, itu yang sesungguhnya tidak dapat dibenarkan, meskipun dengan argumentasi agama sekalipun.

Agama, terutama Islam sesungguhnya agama yang selalu menebarkan kedamaian, dan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan bagi semua orang Islam juga selalu menganjurkan untuk menebarkan kedamaian di muka bumi ini, kepada siapapun, baik yang dikenal maupun yang belum atau tidak dikenal, dan bahkan beliau tampil sebagai sosok teladan yang mempelopori kedamaian. Disamping itu tidak ada satu ayat atau hadis pun yang menganjurkan berbuat kerusuhan, kekerasan, dan sebangsanya. Tetapi sebaliknya justru yang ada ialah menganjurkan agar umat manusia itu saling menghormati dan hidup rukun penuh dengan kedamaian.

Oleh karena itu sungguh amat disayangkan kalau kemudian saat ini muncul kenyataan, dimana ada kelompok yang mengatas-namakan Islam, tetapi justru membuat kerusuhan dan kekerasan terhadap sesama umat Tuhan. Bahkan juga merusak harta milik orang lain yang seharusnya dihormati, seperti membakar rumah, merusak dan membakar mobil, dan bahkan membakar rumah ibadah, baik masjid maupun gereja, termsuk pondok pesantren, seperti yang baru-baru ini terjadi di beberapa wilayah di Negara kita, Pandegelang banten, Temanggung Jawa Tengah, Pasuruhan Jawa Timur dan lainnya..

Anehnya perbuatan yang merugikan pihak lain tersebut dianggapnya sebagai perbuatan mulia dan atas perintah agama. Ini sungguh pemahaman yang bertolak belakang dengan seluruh kehidupan dan teladan pembawa syariat agama itu sendiri, yakni Rasulullah Muhammad SAW. Bagiaman bisa perbuatan merusak dan merugikan pihak lain, diatas-namakan agama, padahal ajaran yang ditebarkan oleh agama itu sendiri sesungguhnya mengajak kepada perdamaian dan ketenteraman dan saling menghormati, baik keyakinan maupun harta benda yang menjadi milik masing-masing.

Teks agama, khususnya Islam, yakni al-Quran dan hadis Nabi dapat saja dipahami secara berbeda oleh umatnya sendiri, dan masing-masingmerasa bahwa pemahamannyalah yang benar. Hal semacam ini sesungguhnya dapat dibenarkan sejauh tidak memaksakan pemahamannya tersebut kepada pihak lain dan menganggap pemahaman pihak lainnya itu salah dan bahkan sesat dan harus dilenyapkan. Sebaliknya kalau pemahaman dan keyakinan yang berbeda tersebut hanya untuk diyakini dan dijalankan dan diadu argumentasi dengan pemahaman lainnya dengan cara yang baik, tentu itu yang seharusnya dilakukan. Kalau pihak lain kemudian mau mengikuti argumentasi pihak lainnya, karena dianggap lebih kuat dan rasional, dan kemudian mengikuti pemahaman tersebut, itu yang diharapkan, tetapi kalau mereka masih tetap dalam keyakinan mereka, menurut saya ya biarkan saja. Toh penjelasan dan argumentasi sudah diberikan, dan itu sudah memenuhi unsure dakwah.

Menghormati dan menghargai pendapat dan pemahaman dan keyakinan yang berbeda harus dikedepankan, karena kita umat yang beradap dan berpikir. Sikap toleran dan dapat menerima perbedaan itu merupakan sekap dewasa yang seharusnya dimiliki oleh para pemimpin dan tokoh agama, karena mereka itulah yang akan menentukan sikap umatnya. Dan kalau saat ini kekerasan dan kerusuhan yang mengatas-namakan agama masih saja terjadi di beberapa daerah, itu menandakan bahwa sebagian tokoh dan pemimpin agama kita belum dapat menjadi teladan dalam bersikap dan bertindak.

Untuk itu ada baiknya para pemimpin umat dan para ulama untuk segera turun tangan memberikan pencerahan kepada umat secara umum, termasuk kepada beberapa tokoh yang berada dalam “garis keras”, agar sedikit berpikir ulang dan mencermati lagi ajaran hakiki dari Nabi kita. Dengan pencerahan tersebut, diharapkan akan ada sedikit perubahan orientasi dalam menyikapi ajaran syariat Islam, sehingga tidak memaksakan kehendak yang akan merugikan banyak pihak. Kita harus meyakinkan kepada mereka yang berpikiran seperti itu, bahwa Tuhan tidak akan suka dengan kekerasan yang dilakukan oleh mereka, bahkan Tuhan akan murka dan mencela serta mengutuk mereka. Dan yang jelas tidak ada agama apapun di dunia ini yang membenarkan tindakan anarkhis dan memaksakan kehendak tersebut.

Tetapi kita memang menyadari bahwa siklus kehidupan umat beragama di dunia ini terus terjadi, dimana sifat dan coraknya hamper mirip. Ada kalanya pada masa lalu dimana beberapa golongan juga melakukan hal serupa dengan yang saat ini terjadi. Saya ambil contoh pemahaman dan keyakinan yang dimiliki oleh golongan Khawarij (golongan yang sebelumnya memuela Ali bin Abi Thalib dalam perselisihannya dengan Muawiyah bin Abu Sufran). Mereka ini komitmennya terhadap agama Islam sangat luar biasa kuatnya, tetapi sangat disayangkan bahwa keyakinan yang demikian kuat untuk menjalankan dan mempertahankan syariat Islam tersebut tidak disertai sikap tolerans dan penghormatan terhadap keyakinan dan pemahman pihka lain. Akibatnya mereka kemudian menghalalkan cara untuk mencapai maksud dan tujuan yang mereka yakini sebagai kebenaran dan merupakan tugas agama.

Sejarah mencatat bahwa mereka bahkan tidak segan-segan menganggap orang lain sebagai kafir, hanya karena berbeda dalam memahami teks, bahkan mereka juga tega membunuh orang-orang yang dianggap berlainan pemahaman dan keyakinan dengan mereka. Ali bin Abi Thalib yang menerima tawaran arbritasi atau tahkim dengan pihka Muawiyah dianggapnya telah keluar dari hokum Tuhan dan bahkan kafir, dank arena itu harus dibunuh. Demikian juga Muawiyah telah keluar dari Islam, karena memerangi khalifah Ali dan harus dibunuh pula. Jadilah mereka berdua sebagai target pembunuhan mereka, karena dianggap telah keluar dari hokum Tuhan. Bahkan mereka beranggapan bahwa tugas membunuh mereka itu merupakan tugas mulia atas nama agama.

Kondisi tersebut nampaknya sedikit banyak ada kemiripannya dengan kondisi yang terjadi pada saat ini, dimana perbedaan pemahaman dalam agama telah dijadikan alasan untuk membuat kekerasan dan perusakan atas nama agama. Sungguh suatu sikap dan tindakan yang nyata-nyata tidak dapat dibenarkan oleh akal sehat.

Menurut saya, saat ini yang paling mendesak ialah penanganan persoalan tersebut dengan tegas didasarkan atas peraturan perundangan yang berlaku. Siapapun yang terlibat dalam kerusuhan dan kekerasan tersebut harus mendapatkan hukuman, bahkan pemicu dan dalang yang sesungguhnya harus bisa ditemukan dan diberikan hukuman yang berat. Ketegasan di sini sangat diperlukan untuk memberikan sedikit efek jera bagi para pembuat kerusuhan ataupun bagi para calon pembuat kerusuhan dan kekerasan. Bahkan untuk pelaku kekerasan yang mengatas-namakan agama seharusnya mendapatkan hukuman yang lebih dibandingkan pembuat kerusuhan yang tidak atas nama agama. Sebab kerusuhan yang mengatas-namakan agama itu sudah menodai kesucian agama yang sesungguhnya tidak pernah mengajarkan untuk membuat kerusuhan dan keonaran.

Kita semua menginginkan ketenteraman, kedamaian dan kerukunan dalam hidup di nusantara ini, karena sangat jelas bahwa kita hidup di Negara yang berdasarkan Pancasila dan peraturan perundangan kita juga sangat jelas memberikan ruang dan kesempatan kepada semua pemeluk agama yang berbeda untuk dapat hidup rukun dan damai, serta menjalankan syariat agama masing-masing dengan tanpa mengusik dan apalagi menghina keyakinan pihak lainnya. Semua harus menghargai keyakinan yang dianut oleh masing-masing tanpa harus menyalahkan yang lain.

Kalau hal ini sudah menjadi komitmen kita bersama, maka seharusnya tidak lagi akan muncul kekerasan dan kerusuhan yang berkaitan dengan perbedaan agama atau kebebasan dalam menjalankan agama dan keyakinan yang dianut oleh bangsa Indonesia. Dalam menjalankan ajaran agama, masing-masing memang sendiri-sendiri sesuai dengan keyakinan mereka, tetapi dalam menjalankan fungsi sebagai warga bangsa untuk membangun Negara, seluruh masyarakat harus bersatu tanpa memandang agama dan bajunya.

Ini semua merupakan syarat mutlak untuk terwujudnya kehidupan yang damai, nyaman dan tenteram di dalam wadah Negara kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai bersama. Jangan lagi ada pemikiran untuk membelah bangsa ini dengan keinginan konyol mendirikan Negara baru yang diatas-namakan dan didasarkan agama tertentu. Itu semua hanya akan menjadikan Negara kita terpecah dan tercabik-cabik, serta tidak akan dapat mewujudkan kesejahteraan dalam hidup ini.

Semoga semua pihak menyadari hal ini dan kemudian bersatu mendukung dan menciptakan kerukunan dan kedamaian diantara seluruh warga bangsa yang memang majemuk ini, sehingga keinginan untuk membangun Negara dan masyarakat menjadi Negara dan masyarakat yang makmur, sejahtera, adil, dan beradab, akan segera bisa teralisasi bersama dengan berkat Tuhan Allah SWT. Amin.

SMS Ucapan Selamat Idul Fitri

Tuesday, August 30, 2011

 

""!J+!d 7np! eheJ !JeH fewe7aS
""u!feq J!He7 dv.vw uOHOw
*balik dulu HPnya kalau mau baca :-)
Taqaballahu minna wa minkum.
Semoga spirit Ramadhan terus bersama kita di sebelas bulan berikutnya.
Ulel melingkel
D ats pagel
Anjing pudel
Naek skutel…
Kalo guw prnh
Bqn ksel ampe pegel2…
Dr lbuk udel
Yg palg dlm
Guw nysel
Muuphin saiia iiee

 

No Card, No Ketupat, No Parcel, Just SMS Represents Everything ...Sins... Laugh.. Tears.. Happy 'iedul Fitrie 1428 H...Maaf lahir batin y..  
Sepuluh jari tersusun rapi.. Bunga melati pengharum hati .. SMS dikirim pengganti diri... Memohon maaf setulus hati ... Mohon Maaf Lahir dan Batin .. Met Idul Fitri ...  
Time 2 Share, Time 2 love, Time 2 pray, Time 2 forgive, Time 2 joy, Time 2 cheer, Time 2 gather, Time 2 back, Back 2 fitri 
Di hr yg V3 ini mari qt INSTALL ulg 7an hdp qt sbg hambaNya,FORMAT ulg jln hdp qt,UPDATE dtbase ilmu qt,SCAN virus2 dlm ht qt,lalu UPGRADE amal2 kbaikn qt ^-^ 
Bibirku bak pisau,perbuatanku bak iblis,kugoreskan semua luka dalam hatimu,kusayat hatimu tak terkira menggoreskan luka terdalam dalam hatimu. Taqobalallahu minna wa minkum. Maafkan segala dosa dan kesalahanku.
terkubur aku dalam kenistaan dunia
merentas hidup yang tiada berujung
menanti hari yang penuh suka cita
ketika kita saling memaafkan
selamat hari raya idul fitri 
Dari sepatah kata dan perbuatan terukir duka dalam jiwa
yang membatu menjadi kedengkian di bungkus bisikan syaitan.
Dan tiada kesempurnaan manusia yang mampu menghadangnya.
hari ini kesucian telah datang yang di balut takbir kemenangan.
minal aidzin wal fa idzin mohon maaf lahir batin.
selamat hari raya idul fitri.
tiada kesucian menjadi sempurna
tatkala ada salah satu kebencian tertanam dalam jiwa
membasuh jiwa dengan permintaan maaf.
terkirim dari lubuk hati atas kesalahan selama ini
selemat hari raya idul fitri. mohon maaf lahir batin.
Teriring salam dari seberang lautan. yang seharusnya saat ini duduk bersama merayakan hari kemenangan. hanya bisa menyampaikan sebait kata permintaan maaf atas kesalahan selama ini. minal aidzin wal faidzin mohon maaf lahir batin. selamat hari raya idul fitri  
embun pagi di ujung mentari di antara takbir yang bergema
terhapus malam dengan sinar kehidupan untuk menyambut hari yang fitri
teriring salam dan doa sebari mengucapkan mohon maaf lahir batin.
Taqabbalallahu minna wa minkum, selamat hari raya idul fitri. 
Maaf
sesal akan apa yang tlah lalu
mungkin tingkahku terlalu
kadang kata yang terucap
pukul hatimu bak palu
atau kala bersamamu
diriku bagai benalu
bukalah pintu maafmu
hari ini dan selalu
seiring suara takbir
serta bedug yang bertalu
--minal aidin wal faizin..maaf lahir batin-- 
Didadamu ada aku..........
Didadaku belum tentu.........
Tapi biarpun begitu.........
Mbok Ya o dibuka Pintu maafmu.....
Karena kutahu setelah pesan ini tertuju......
kamu pasti kangen banget sama aku......
muah muah i love you
begicyuuuuu........

 

Temanku............
Seiring Waktu sudah berlalu.....
Fitri baru menyambut aku dan kamu....
Kuucapkan selamat hari raya untukmu...
dan pasti kau pun begitu....
Kubukakan Pintu maafku.....
Demi meminta juta maaf darimu...
Oh iya masih ada satu........
Kamu kan temanku.....
Belikan aku pulsa 100 ribu...
karena kutahu......
Sudah sesak angpau didompetmu....
Cepet ya tak tunggu...........
Sayang....
Masih ingat 1 tahun silam...
Tepatnya 7 hari sebelum lebaran..
Ketika kita menangis penuh kebahagiaan..
Bayi kecil pun menangis penuh kebingungan...
Dan satu tahun telah berjalan....
Dihari yang Fitri dan penuh ampunan...
Ayah mau mengucapkan...
Selamat idul fitri & menikmati lebaran..
Maafkan ayah yang penuh dengan kesalahan..
Biar ayah belum bisa pulang...
Hati ayah Disini penuh rindu,cinta dan kasih sayang..
Ayah Cuma BErpesan..
Didiklah Putra kita penuh kasih dan iman...
Ayah pun Mohon didoakan...
Agar menjadi suami & ayah yg Sholeh Hingga akhir jaman..
amin...........
Walaupun Hati gak sebening XL Dan secerah MENTARI.
Banyak khilaf yang buat FREN kecewa,
Kuminta SIMPATImu untuk BEBASkan dari ROAMING dosa.
mohon di instal flashget di hatimu
agar bisa mendownload permintaan maafku
yang terhosting di hatiku paling dalam
berisi file mohon_maaf_lahir_batin.zip
di folder Selamat_hari_raya_idul_fitri
pada alamat http://minal-aidzin-wal-faidzin.com
Di hari yang suci ini Bukalah profilmu
karena terkirim GRP dan cendolku kepadamu
meski bukan yang pertamax tapi ku kirim dengan niatan suci
sebagai kata maaf atas FC kita selama ini
agar H2H kita selalu indah seperti kita melihat bebe17 dahulu
minal aidzin wal faidzin mohon maap lahir dan batin.
Tiada yang seindah ketika hati tersucikan
Bersih tanpa noda kebencian
yang terbasuh oleh ramadhan
dan kemurnian hati untuk saling memaafkan
selamat hari raya idul fitri, minal aidzin wal fa idzin
mohon maaf lahir batin.
jangan terputus silaturahmi
karena sepatah kata yang terucap tanpa sengaja
atau perbuatan yang tidak terencana.
mohon maaf atas segala kesalahan
minal aidzin wal fa idzin
selamat hari raya idul fitri

One day ago, I could see you anxious waiting for this day
One week ago, I saw you longing for the dusk to end the day
One month ago, you were there waiting for the Ramadhan to stand
And right one year ago, you were beside me rejoicing on the day of grande

It's me your friend with the rest of my family
Wishing you another blessed Idul Fitri.
dalam rangka mereformasi hati untuk mewujudkan manusia indonesia baru
maka dengan ini kami menyatakan
1. selamat hari raya idul fitri
2. menuntut di bebaskan-nya segala kesalahan yang di sengaja atau tidak di sengaja.
3. Minal aidzin wal faidzin
manusia adalah makhluk yg bodoh...
berulang kali mlakukan salah, berulang kali meminta maaf dan berulang kali pula manusia kembali berbuat salah...
entah apa yg dipikirkan qta manusia...
tapi untuk itu aq meminta maaf sebesar2nya, smoga stiap langkah yg qta buat membawa qta lebih dekat ke kedewasaan...met lebaran smua...
mohon maaf lahir dan batin...
Andai jemari tak sempat berjabat, andai raga tak dapat bertatap,
seiring bedug yang menggema, seruan takbir yang berkumandang,
kuhaturkan salam menyambut hari raya idul fitri,
jika ada kata serta khilafku membekas lara,
mohon maaf lahir dan batin..
Taqobalallahu minna wa minkum
Sebelum takbir berkumandang
Sebelum ajal menjemput
Sebelum jaringan over load
Ijinkan kami memohon maaf lahir dan bathin..... mengucapkan "SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1429 H". Taqaballaahu minna wa minkum, wa shiamana wa shiamakum.
Minal aidin wal faidzin, Kullu'aamin wa antum bikhair..
#HIDUP HANYA SEBENTAR#
SEBENTAR senang
SEBENTAR sedih
SEBENTAR bokek
SEBENTAR berduit
SEBENTAR ketawa
SEBENTAR lagi...
$LEBARAN Idul Fitri$
Mohon Maaf Lahir Batin
Dengan kerendahan hati, Hendra mohon keikhlasan untuk memaafkan kesalahan diri.
Taqabalallahuminawaminkum
Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir Batin
Kalau saja di hari lalu tergores sebait kata salah atau mungkin sepenggal laku yang bela,
aku berharap semoga di hari yang fitri ini terbuka pintu maaf bagiku.
"MINAL AIDIN WALFAIDZIN"
Ngaturaken sedaya kelepatan ing riyadin niki mugi-mugi Gusti Allah maringi barokah lan rahmanipun.
Mangga kita lalekake ingkang sampun kalawingi.. ya intine ngunu lah.
Tenggelamnya surya ratapi berakhirnya Ramadhan, hening mencekam songsong kesucian.
Taqoballallohu minna wa minkum, maaf semua khilafku, mari kita minta ampunan-Nya.
Fren, aku minta maaf atas semua kesalahan yang aku lakukan.
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita. Minal aidin walfaidin, sepurane ya.
Semoga kita sukses. Oke
Jika jiwa sebening air, maka jangan keruhkan.
Jika hati seputih awan, jangan mendungkan.
Raih kemenangan dengan saling memaafkan.
Selamat Idul Fitri. Mohon maafin Nita ya!
Mari lengkapi kemenangan dengan saling memaafkan. Selamat Idul Fitri 1429H.
Mohon keikhlasan untuk memaafkan segaka kesalahan yang pernah saya lakukan. Trims --
Andai jemari tak kuasat, setidaknya kata masih dapat terungkap. Taqobbal Allahu Minna Waminkum, Minal Aidzin wal Faidzin.
Bila ada kata terselip dusta, ada sikap membekas lara, dan langkah menoreh luka, semoga masih ada maaf tersisa.
Selamat Idul Fitri. Minal Aidin wal Faidzin.
Maafkan Yuyun ya Anang, mungkin selama berteman ada luput yang tak berkenan. Trims. Dan kuucapkan TaqobbAllahu minna waminkum. Semoga masih jumpa Ramadhan depan.
Mata kadang salah melihat.
Mulut kadang salah berucap.
Hati kadang salah menduga.
Maafkan segala kekhilafan.
Mohon maaf lahir dan bathin.
Selamat hari raya Idul Fitri 1429H. Maafin ya.
Maaf aku tidak bisa berpuisi.
Jadi langsung aja, intinya dengan tulus dan ikhlas Arif mengucapkan selamat Idul Fitri 1429H.
Mohon maaf lahir dan bathin atas segala kesalahan yang pernah tak perbuat.
Assalamualaikum. Apa kabar? Minal aidzin wal faidzin.
Taqobalallahu minna wa minkum.
Semoga tali silaturahim kita tetap terjaga
Beli es di warung bu Rima.
Taruh di piring santap bersama.
SMS sudah saya terima, teriring pula maksud yang sama.
Minal Aidzin wal Faidzin.. Mohon maaf lahir batin..
Sebelum HCl jadi basa, sebelum NaCl jadi manis,
tanganku selalu tertengadah mengharap titrasi maaf dari buret hatimu.
Met idul fitri mohon maaf lahir batin.
Cangkem iki sering nggedabrus, utek iki sering mikir sing elek. Minal aidzin wal faidzin. Mohon maaf lahir batin.
Tak selamanya mata memandang dengan ramah, hati menilai dengan jernih, dan mulut bicara dengan santun.
Menjelang hari raya kuucapkan MET HARI RAYA IDUL FITRI, MOHON MAAF LAHIR BATIN.
Suminaring surya enjang dinten riyadin, pethak cinandra resik ing wardaya.
Mangayubagya dinten riyadin 1429H.
Nyuwun agunging pangajsami lepat kawula kalian keluarga.
Semoga menjadi jiwa yang fitri teriring doa Taqobalallahu minna waminkum taqobbal ya karim, ja'alanallahu waiyakum minal aidin walfaizin walmaghfurin.
Seuntai kata sepenuh hati, maafkan khilaf, perteguh persaudaraan iman.
Robbii.. eratkan hati kami untuk senantiasa taat kepadaMu. Met ied 1429H
Mas, ngapunten ingkang kathah kangge sedayanipun kalepatan kula dhateng panjenengan.
.... ngaturaken sugeng idul fitri 1429 H. Mohon maaf lahir kaliyan batin.
Ikan teri kesamber gledek. Idul fitri is come back. Ada anak pelihara kate, maafin kita sekeluarga ye.
Buah jambu disayur lodeh. Kalo gak mau, ee e ee capek deh.
Aku mohon maaf atas semua kesalahanku.
Baik yang disengaja maupun yang tidak, yang besar maupun yang kecil,
yang masih ingat maupun yang sudah lupa.
Cempluk mengucapkan mohon maaf lahir batin.
Taqaballahu minkum. Selamat hari raya idul fitri 1429 hijriyah.
Salam perjuangan, Cempluk, S.Blog
Ramadhan telah usai, namun semangat ramadhan moga selalu ada di hati.
Gema takbir telah dikumandangkan. Minal aidzin wal faidzin.
Maaf atas segala kesalahan baik sengaja atau tak sengaja.
Sugeng riyadin. TaqobbalAllahu minna waminkum.
Aruming pangruwating jiwa, winayah ing lekasing ati suci, sumusul lumunturing nugraha jatining sedya.
Sugeng ariyadi, nyuwun agunging samodra pangaksami.
Minal aidin walfaidzin, mohon maaf lahir bathin.
Semoga persahabatan kita terus langgeng meski tak bisa bersua. Thanks for all.
Assalamu'alaikum wr.wb. Taqabbalallahu minna wa minkum Allaahumma taqabbal yaa kariim.
Selamat hari raya idul fitri 1429 H, mohon maaf lahir dan batin.
Kesalahan hati dan khilaf diri, terkadang hadir menyapa indahnya kebersamaan yang kita jalani.
Selamat idul fitri 1429 h. Mohon maaf lahir dan bathin.
Seputih cocain, sebening vodka, seharum daun ganja mari kita kembali ke fitrah.
Minal aidin wal faidzin.
One day before Ied, I wanna say: Forgive my sins, may our hearts purified from all mistakes, Happy Iedul Fitri Minal Aidzin wal Faidzin.
u!+vq uvp J!Hv7 £vvw uoHow u!z!v£ 7vm u!z!v 7vu!w
.uv>¡ £vvw!p & sndvH!P snJvh 6h' n7v7 vsvw !Jvp uvHv7vs3>¡ Hv7vpv vsop
Bacanya dibalik ya..
Sugeng dhalu, abdi badhe nyuwun ngapunten, saking kalepatan yang disengaja atau tidak disengaja mugi-mugi, amal kita sedaya diterima Allah SWT, amien.

 

Rinenggo pudyo pudyaning satata kanthi perbawaning 1429 H dalem sakaluargi nyuwun sih lumebering samodra pangaksami lahir dumugi ing batos.
Dari waktu 00.00, ketika awan masih putih, saat air masih jernih, hati masih bersih. Manusia malah berlomba-lomba menggores noda-noda. Mari kembali ke waktu 00.00. "Minal 'aizin wal faizin"
Allahuakbar..
Ied al-fitri is approaching.
Let's embrace it with pure heart.
From the bottom of my heart, I would like to ask an apology.
Minal Aidzin Wal Faidzin.

 

Segenap Keluarga Besar kaskuser. mengucapkan: Minal Aidzin Wal Faidzin
Gue bener-bener minta maap banget
Segera download DosaRemover v2.0 only @ AFC.com

Minal ‘Aidin Wal Faizin artinya bukan Mohon Maaf Lahir dan Batin

Sebentar lagi umat muslim akan memasuki hari Raya Iedul Fitri 1432 H, di Indonesia 1 Syawal 1432 H kali ini akan jatuh pada tanggal 31 Agustus 2011. Hari raya ini adalah hari raya terbesar yang dirayakan hampir seluruh masyarakat Indonesia atau bahkan Dunia, di Indonesia perayaannya juga diikuti oleh umat non muslim. Umat non muslim juga acapkali mengikuti perayaan lebaran dengan menyediakan makanan bagi para tamu atau ikut bersilaturrahmi dari rumah-ke rumah atau sanak saudara. Singkatnya Iedul fitri menjadi hari raya bagi semua lapisan masyarakat tanpa membedakan suku, ras, agama, golongan, partai, dll.
Moment iedul fitri ini juga dimanfaatkan untuk saling memaafkan atas keslaahan yang telah diperbuat sepanjang tahun ini kepada sanak-saudara, temen jalan, temen-teman sekantor, ataupun bersama kolega bisnis.
Akan tetapi ada hal yang janggal menurut saya tapi mungkin menjadi sesuatu yang lumlah bagi masyarakat jamak. Yakni pemaknaan dan Penulisan “Minal ‘Aidin wal Faizin” yang tidak dimengerti maksud ataupun tujuan pengucapan kata-kata itu.
Kesalahan Penulisan
Pertama, kesalahan penulisan pada kata “Minal ‘Aidin wal Faizin” yang kadang ditulis seperti beberapa contoh dibawah ini, bahkan partai Islam seperti PKS juga seringkali salah menulis tulisan tersebut:
1. Minal ‘Aidin wal Faizin = Penulisan yang benar
2. Minal Aidin wal Faizin = Juga benar berdasar ejaan indonesia
3. Minal Aidzin wal Faidzin = Salah, karena penulisan “dz” berarti huruf “dzal” dalam abjad arab
4. Minal Aizin wal Faizin = Salah, karena pada kata “Aizin” seharusnya memakai huruf “dal” atau dilambangkan huruf “d” bukan “z”
5. Minal Aidin wal Faidin = Juga salah, karena penulisan kata “Faidin”, seharusnya memakai huruf “za” atau dilambangkan dengan huruf “z” bukan “dz” atau “d”
Mengapa hal ini perlu diperhatikan? Karena kesalahan penulisan abjad juga berarti makna yang salah. Seperti dalam bahasa inggris, antara Look dan Lock beda makna padahal cuman salah satu huruf bukan?
Kesalahan Pemahaman Makna
Kedua, kata-kata “Minal Aidin wal Faizin” acapkali didengar atau ditulis di media massa, di film, sinetron, acara halal-bihalal, atau ketika kita bertemu teman atau sudara. Akan tetapi banyak yang menyangka bahwa arti kata “Minal Aidin wal Faizin” adalah “Mohon Maaf Lahir Dan Batin” seperti yang sering kita dengar. Padahal sama sekali bukan.
Kata-kata “Minal Aidin wal Faizin” adalah penggalan sebuah doa dari doa yang lebih panjang yang diucapkan ketika kita selesai menunaikan ibadah puasa yakni : “Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Wa Ja’alanallahu Minal ‘Aidin Wal Faizin” yang artinya “Semoga Allah menerima (amalan-amalan) yang telah aku dan kalian lakukan dan semoga Allah menjadikan kita termasuk (orang-orang) yang kembali (kepada fitrah) dan (mendapat) kemenangan”. Sehingga arti sesungguhnya dari “Minal Aidin wal Faizin” adalah “Semoga kita termasuk (orang-orang) yang kembali (kepada fitrah) dan (mendapat) kemenangan”.
Demikian sedikit penjelasan semoga berguna bagi kita semua. Mari kita membiasakan kebenaran bukannya membenarkan kebiasaan.. :-)
Fastabiqul Khairot

Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1432 H / 2011

Wednesday, August 3, 2011

syukur Alhamdulillah Jadwal resmi imsakiyah ramadhan tahun 2011 atau tahun 1432 hijriah telah keluar di beberapa daerah di seluruh Wilayah Indonesia. Seperti janji blog Pustaka Sekolah, akan update jadwal resmi imsakiyah ramadhan 1432 H / 2011, maka pada kesempatan kali ini saya akan berbagi tentang jadwal resmi puasa 2011 tersebut. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1432 H / 2011.

Bagi Anda yang ingin mendownload, jadwal ramadhan 1432 H ini, silahkan download sepuasnya.

Berikut ini Jadwal imsakiyah Ramadhan 1432 H / 2011:

  1. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2011 NAD (Aceh) : Download Disini
  2. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2011 Bengkulu : Download Disini
  3. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2011 Sultra : Download Disini
  4. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2011 Kepri (Riau) : Download Disini
  5. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2011 Sulbar : Download disini
  6. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2011 Bandung : Download Disini
  7. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2011 Jambi: Download Disini
  8. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2011 Medan: Download Disini
  9. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2011 Pekanbaru: Download disini
  10. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2011 Padang: Download disini
  11. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2011 Palembang: Download disini
  12. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2011 Babel: Download Disini
  13. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2011 Lampung: Download disini
  14. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2011 Banten: Download disini
  15. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2011 DKI Jakarta: Download disini
  16. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2011 Semarang: Download disini
  17. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2011 Yogyakarta: Download disni
  18. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2011 Surabaya: Download disini
  19. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2011 Bali: Download dsini
  20. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2011 NTB: Download Disini
  21. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2011 NTT: download disini
  22. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2011 Kalimantan: Download disini
  23. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2011 Makassar: Download disini

Demikianlah jadwal resmi imsakiyah ramadhan 1432 H / 2011, semoga bermanfaat. [ps]

Source:

Hikmah Ramadhan

Tuesday, August 10, 2010

BAGAIMANA MENYAMBUT RAMADHAN

Dr. Muhammad Hasan Abdul Baqi

(Dewan Da'wah dan Tarbiyah, International Islamic Universtiy Islamabad)

بسم الله الرحمن الرحيم

image Segala puji bagi Allah tuhan sekalian alam.Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada baginda Nabi Muhammad s.a.w.. Mari kita mohon kepada Allah, Dzhat Yang Maha Agung, semoga menjadikan kita termasuk orang-orang yang apabila mendapatkan rizqi bersyukur, apabila mendapatkan cobaan bersabar dan apabila melakukan dosa atau kesalahan mau meminta ampunan.

Umat Islam saat ini sedang berada dalam masa yang sangat mencemaskan dan  dalam perjalanan sejarahnya yang penuh onak dan duri. Tidak sedikit negara-negara Islam saat ini mengalami penderitaan yang sangat berat berupa kemiskinan, ditindas, dibantai, dijajah dlsb. Ramadhan sebentar  lagi akan tiba, dan ini merupakan suatu momentum yang sangat tepat bagi kita kaum muslimin untuk menyamakan persepsi bahwa kita ini sebenarnya adalah satu tubuh, apabila salah satu organ tubuh terserang sakit maka seluruh tubuh akan merasakan sakit yang sama. Bulan Ramadhan juga merupakan ajang kita untuk "bertadharru', meratap kepada Allah agar segala kesusahan, kedlaliman dan diskriminasi dijauhkan dari kita. Dan semoga umat ini juga ditunjukkan jalan yang benar, yaitu jalan dimana para pejuang kebenaran diberikan kejayaan atas orang-orang pembuat kerusakan. Semoga Allah menggandeng tangan umat ini kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.

Tinggal beberapa hari lagi, kita kedatangan bulan Romadhan. Sudah sewajarnya kita menyambutnya dengan suka cita. Dulu para sahabat dan tabi'in senantiasa memanjatkan do'a agar di pertemukan kembali dengan bulan Ramadhan. "Ya Allah sampaikan kami kepada bulan Ramadhan berikutnya".

Keutamaan Ramadhan.     

Keutamaan ini  bisa dilihat dari turunnya Al-Qur'an pada bulan Ramadhan. Ini merupakan tanda yang cukup jelas betapa mulianya bulan ini,  karena Al-Qur'an adalah Kalamullah yang diturunkan untuk menjadi petunjuk dan pedoman hidup bagi umat manusia.  Allah berfirman "Bulan Ramadhan merupakan bulan dimana diturunkan al-Qur'an di dalamnya untuk menjadi petunjuk bagi manusia, dan tanda-tanda dari petunjuk dan pembeda (dari yang benar dan batil)". Untuk itulah Allah mewajibkan kaum muslimin untuk memanfaatkan bulan ini dengan sebaik-baiknya dengan melaksanakan puasa sebagai realisasi rasa syukur kita kepada Allah  atas ni'mat bulan Ramadhan, "Barangsiapa menemukan bulan (Ramadhan) maka berpuasalah”.

Ramadhan merupakan bulan puasa, bulan mendirikan sholat, bulan memperbanyak membaca al-Qur'an, bulan yang penuh rahmat, maghfiroh dan pembebasan dari api neraka, bulan dimana segala amal kebajikan dilipatgandakan dan amal keburukan dan maksiat dimaafkan, bulan segala do'a dikabulkan, dan derajatnya ditinggikan. Allah mewajibkan puasa ini agar kita bisa bertaqwa dengan sesungguhnya, sebagaimana firman Allah :

"ياأيهاالذين أمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atasmu melaksanakan puasa sebagaimana yang diwajibkan atas kaum sebelummu, agar kamu bertaqwa".

Taqwa adalah buah yang diharapkan mampu di hasilkan oleh puasa. Buah tersebut akan menjadi bekal orang beriman dan periasai baginya agar tidak terjatuh dalam jurang kemaksyiatan. Seorang ulama sufi pernah berkata tentang pengaruh taqwa bagi kehidupan seorang muslim; “Dengan bertaqwa, para kekasih Allah bisa terlindungi dari perbuatan yang tercela, dalam hatinya diliputi rasa takut kepada Allah sehingga menyebabkannya senantiasa terjaga di malam hari untuk beribadah, lebih suka menahan kesusahan dari pada mencari hiburan, rela merasakan lapar dan haus, merasa dekat dengan ajal sehingga mendorongnya untuk memperbanyak amal kebajikan. Taqwa merupakan kombinasi kebijakan dan pengetahuan, serta gabungan antara perkataan dan perbuatan.

Di antara keutamaan bulan Ramadhan adalah seperti yang dijelaskan Rasulullah s.a.w. : "Ketika datang malam pertama dari bulan Ramadhan seluruh syaithan dibelenggu, dan seluruh jin diikat. Semua pintu-pintu neraka ditutup , tidak ada satu pintu pun yang terbuka. Semua pintu sorga ibuka hingga tidak ada satupun pintu yang tertutup. Lalu tiap malam datang seorang yang menyeru;  "Wahai orang yang mencari kebaikan kemarilah; wahai orang yang mencari keburukan  menyingkilah. Hanya Allah lah  yang  bisa menyelamatkan dari api neraka". (H.R.Tirmidzi.)

Dalam riwayat Bukhari dari Abu Hurairoh RA berkata: berkata Rasulullah SAW: "Ketika telah masuk bulan Ramadhan maka dibuka pintu-pintu langit, dan ditutup pintu-pintu neraka jahannam, dan dibeleggu semua syaithan". Dalam Riwayat Bukhari yang lain; "ketika telah tiba bulan Ramadhan maka di bukakan pinti-pintu sorga".

Jadi di dalam bulan yang suci ini Allah menjauhkan semua penyebab kehancuran dan kemaksiatan, syaitan diikat dan dibelenggu, hingga tidak kuasa untuk membujuk manusia melakukan kemaksiatan yang keji dan terlarang, karena manusia sibuk melakukan ibadah, mengekang hawa nafsu mereka dengan beribadah, berdzikir dan membaca al-Qur'an. Ini sekaligus penggugah hamba beriman bahwa tidak ada alasan lagi untuk meninggalkan ibadah dan taat kepada Allah ataupun melakukan maksiat karena sumber utama penyebab kemaksiatan, yaitu syetan telah dibelenggu.

Ditutupnya pintu neraka mempunyai arti bahwa setiap hamba hendaknya tidak lagi melakukan perkara yang munkar dan mengekang diri dari menuruti hawa nafsunya, karena neraka sebagai tempat pembalasannya sedang ditutup. Pintu neraka ditutup semata untuk menghukum syaithan dan saat itulah selayaknya kemaksiatan berkurang dan sirna lalu digantikan dengan perbuatan mulia dan kebajikan.

Sementara dibukanya pintu-pintu sorga mengisyaratkan terhamparnya kesempatan seluas-luasnya untuk meraih sorga dalam bulan Ramadhan. Iyadl berkata: ini merupakan tanda bagi para malaikat bahwa bulan yang istimewa telah tiba agar mereka menghormatinya dan menghadang syetan dari pekerjaannya mengganggu orang mu'min. Bisa juga itu mengisyaratkan banyaknya pahala dan ampunan yang diturunkan Allah agar mereka yang mengharapkannya berlomba-lomba meningkatkan amal ibadahnya dan agar mereka yang memimpikannya semakin berusaha mendapatkannya. Bisa juga maksud dibukanya pintu sorga adalah terbukanya kesempatan bagi hamba Allah untuk lebih meningkatkan ketaatan, dengan terbukanya semua jalan kataatan dan tertutupnya jalan-jalan syetan. Adapun maksud terbukanya pintu-pintu langit adalah kata kiasan bagi turunnya rahmat Allah dan terbukanya tirai penutup bagi amal-amal hamba, di satu pihak karena taufiq Allah dan di lain pihak karena semua amal akan diterima Allah pada bulan tersebut.

Taibi berkata : Malaikat diperintahkan memintakan rahmat kepada Allah untuk hambanya yang berpuasa dan agar mereka mendapatkan derajat yang mulia. Maka sangat beruntunglah bagi mereka yang mau memanfaatkan kesempatan tersebut, dan mudah-mudahan menjadi salah satu dari mereka yang dimuliakan dan diselamatkan dari api neraka di bulan suci tersebut. Sesungguhnya Allah membebaskan hamba-Nya dari siksa neraka karena beberapa amal : ada yang karena mentauhidkan Allah, ada yang karena sholat dan zakat, dan pembebasan pada bulan Ramadhan adalah karena puasa dan barakah yang terkandung di dalamnya, dengan banyaknya dzikir dan taubat yang di lakukan dalam bulan suci itu. Nabi Muhammad s.a.w. telah menceritakan dari tuhannya (Allah).; "Barang siapa berpuasa di bulan suci itu dengan beriman dan mengharap pahala  dari sisi Allah maka diampuni segala dosa yang telah ia lakukan" dan barang siapa menghidupkan malam lailatul qadar dengan beriman dan bertulus hati maka diampunilah dosa yang telah ia lakukan. Berpuasa disertai dengan ketulusan niyat dan ikhlas akan mengantarkan hamba mendapatkan ampunan dan mendatangkan rahmat dan keridloan dari Allah.

Inilah kesempatan yang terbuka bagi orang beriman agar berlomba-lomba dalam beramal kebajikan dan meninggalkan kemungkaran. Saudaraku!! jangan lewatkan kesempatan ini, apalagi sampai merugi dalam perkara ini, tidak saja kehilangan modal yang telah ada ditanganmu namun juga tidak sepeser pun keuntungan yang kau dapat, padahal di sana banyak orang-orang yang mendapatkannya. “Dan pada itu berlomba-lombalah orang-orang yang berlomba” (Q.S. 84:26).

 

Persiapan Menyambut Kedatangan ‘Tamu Istemewa’.
Saudaraku yang mulia !.
Ramadhan boleh kita anggap sebagai tamu istimewa. Adalah merupakan kewajiban bagi kita sebagai tuan rumah untuk menyambut kedatanganya dengan suka cita dan memuliakannya. Apa saja perkara yang harus di persiapkan menjelang kedatangannya tamu tersebut?
Pertama adalah dengan bertaubat nasuha, yaitu dengan menyesali perbuatan buruk yang telah kita lakukan seraya meminta ampun kepada Dzat Yang Maha Pengampun secara sungguh-sungguh dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Kita sambut Ramadhan dengan janji kepada Allah untuk selalu berpegang teguh dengan ajaran-ajaran agama-Nya, menyerahkan jiwa raga dan harta benta di jalan Allah. "Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang yang beriman, jiwa dan harta mereka bahwa untuk mereka akan mendapatkan sorga".
Kedua dengan meyakinkan diri kita bahwa kemuliaan, derajat tinggi dan kejayaan yang haqiqi tidak akan tercapai kecuali dengan iman dan hanya bagi orang-orang yang beriman, sebagaimana firman Allah:
ولاتهنوا ولاتحزنوا وأنتم الأعلون إن كنتم مؤمنين
“Janganlah kamu merasa hina diri dan bersedih hati, kamu semua adalah orang-orang yang berpangkat tinggi jika kamu adalah orang-orang yang beriman.(sungguh-sungguh)”.
Dalam ayat yang lain:
"ولله العزة ولرسوله وللمؤمنين"
“Hanya milik Allah,segala kemuliaan dan rasulNya dan orang-orang yang beriman”.
Apabila perasaan ini telah tertanam di dalam dada kita maka kita tidak akan dihinggapi perasaan hina, pesimis dan putus asa dengan rahmatnya Allah.
Termasuk kewajiban kita dalam menyambut tamu adalah mengetahui derajat dan pangkat ‘tamu’ tersebut. Di antara derajat yang dimiliki bulan Ramadhan bahwa di dalamnya terdapat malam yang lebih mulia dari seribu bulan, di dalam bulan ini juga terlukis sejarah kemenangan umat islam; kemenangan umat Islam dalam perang Badar terjadi pada bulan ini; di taklukkanya kota Makkah oleh kaum muslimin; dibebaskanya Masjidil Aqso dari tangan yahudi setelah melalui peperangan sengit di bawah komando jenderal An-nasir Sholahuddin juga pada bulan ini. Semoga dengan bulan penuh berkah ini pula merupakan akhir dari kebiadaban musuh-musuh Islam dan awal dari kemerdekaan dan kemenangan saudara-saudara kita yang ada di Palestina, Kashmir, Chechnia maupun di bumi Islam lainnya yang saat ini masih terjajah dan tertindas.
Ketahuilah, bahwa untuk mencapai kehormatan dan kemuliaan, seorang hamba sangat tergantung seberapa kuat keimanannya kepada Allah. Kalau ada seorang hamba hidupnya hina, termarjinalkan tertindas itu terkadang karena kualitas keimanan mereka yang masih lemah dan kurang. Karena kemenangan dan kekuatan itu hanya diberikan oleh Allah kepada orang-orang-orang yang mempunyai keimanan yang kuat dan sempurna. Allah berfirman:
أمنوا في الحياة الدنيا ويوم يقوم الأشهاد
“Sesungguhnya kami akan menolong para rasul dan orang-orang beriman di dunia dan di akherat”. Barang siapa imanya tipis maka sedikit pula jatahnya untuk menrima pertolonga Allah. Untuk itu, sewajarnya kita harus bisa memanfaatkan bulan Ramadhan ini sebaik-baiknya untuk memperbarui keimanan kita dengan berpegang teguh kepada ajaran Allah.
Ketiga: bersungguh-sungguh dalam bertaubat dan kembali kepada Allah. Kelalaian, syahwat dan kemarahan merupakan cobaan bagi manusia. Inilah pintu-pintu syaitan untuk membujuk manusia berbuat dosa dan maksiyat lalu menjerumuskannya ke jurang kehancuran. Apabila Allah menghendaki kebaikan atas hamba-Nya, maka akan dibukakan untuknya pintu taubat, penyesalan, kesungguhan untuk kembali ke jalan-Nya dengan mendekatkan diri kepada-Nya, menghamba dan memperbanyak do’a dan amal kebajikan sehingga akan terbuka pintu rahmat-Nya.
Keempat: Jiwa dan raga yang istiqamah, lurus dan konsisten. Ini bisa terwujud melalui dua cara, yaitu:
1- Cinta kepada Allah s.w.t. melebihi cinta kepada selain-Nya. Di dalam berpuasa, ketika suatu perkara yang disenangi bertentangan dengan apa yang diperintahkan oleh Allah, maka orang yang berpuasa tersebut akan medahulukan cintanya kepada Allah dan menahan dirinya dari yang di haramkan.
2- Menghormati dan mentaati perintah dan larangan-Nya, yaitu dengan melaksanakan apa yang diperintahkan agama dan menjauhi apa yang dilarang. Seorang mukmin pasti sadar bahwa mentaati perintah dan menjauhi larangan semata timbul dari sikap pemuliaan terhadap pemilik perintah dan larangan tersebut, yaitu Allah s.w.r. sendiri. Maka kualitas suatu amal di sisi Allah bergantung pada seberapa jauh kadar kemurnian dan keikhlasan hati seseorang dalam beriman, ikhlas, mahabbah dan cintanya kepada Allah. Inilah yang nantinya, dengan izin Allah, dapat melebur dosa-dosa.
Kelima: Anjuran untuk memperbanyak dzikir. Rasulullah s.a.w. berkata: “Tidakkah aku memberitahukan pada kalian tentang amal yang paling mulia disisi Tuhan kalian (Allah), derajatnya tertinggi di antara amal kalian. Amal tersebut lebih mulia dibanding menginfakkan emas dan perak, lebih mulia dari pertempuran dengan musuh kalian, hingga kalian meninggal secara syahid)”. Para sahabat menjawab: “Dengan senang hati, ya Rasulallhoh”. Maka Rasulullah s.a.w. berkata: “Amal tersebut adalah dzikir kepada Allah Yang Mulia”.
Beberapa faidah dzikir:
1.Dengan berdzikir akan memberi daya ingat yang kuat sehingga terkadang seseorang mampu melakukan pekerjaan sesuatu yang tidak mampu dilakukannya tanpa dzikir.
2. Dengan berdzikir akan memudahkan seseorang dalam menghadapi kesulitan, meringankan melaksanakan pekerjaan berat.
3. Dzikir kepada Allah s.a.w. merupakan salah satu pertolongan Allah kepada hamba-Nya, dengan ketaatan tersebut Allah akan membalas dengan cinta-Nya dan memudahkan perkaranya.
4. Allah sangat membanggakan orang orang yang berdzikir di hadapan Malaikat.
5. Berdzikir kepada Allah merupakan penyejuk hati sekaligus sebagai penyembuh penyakit-penyakit hati. Lupa adalah penyakit hati, di dalam hati ada sesuatu yang keras, tidak ada yang bisa mencairkan dan tidak ada yang bisa menyembuhkan kecuali dengan berdzikir.
6. Dzikir adalah inti dari rasa syukur seseorang. Orang tidak akan bersyukur kepada Allah kalau ia ia tidak berdzikir kepada-Nya.
7. Dzikir ibarat sebuah pohon yang berbuah ma`rifah bagi mereka yang menempuh jalan rohani (as-salik). Maka untuk menggapai kenikmatan buah tersebut, tidak ada jalan lain kecuali dengan berdzikir.
8. Dzikir akan mengingatkan seseorang akan kerugian di hari Kiamat.
9. Dengan berdzikir akan menghidupkan hati, menyejukkan jiwa, menguatkan ruh dan menambah rasa takut akan Tuhanya (Allah).
10. Menjauhkan diri dari omongan yang keji dan munkar

 

Amalan-amalan yang disunatkan pada bulan Ramadhan.
1- membaca Al-Quran.
Bulan Ramadhan adalah bulan al-Quran sesuai dengan sunnah Nabi s.a.w. Ibnu Abbas RA berkata; "Nabi (Muhammad SAW) adalah orang yang paling dermawan diantara manusia. Kedermawaanya meningkat saat malaikat Jibril menemuinya setiap malam hingga berakhirnya bulan Ramadhan, lalu Nabi membacakan al-Quran dihadapan Jibril. Pada saat itu kedermawaan Nabi melebihi angin yang berhembus."
Hadist tersebut menganjurkan kepada setiap muslim agar bertadarus al-Quran, dan mengadakan ijtima`/berkumpul dalam majlis al-Quran dalam bulan Ramadhan. Membaca dan belajar al-Qur'an bisa dilakukan di dihadapan orang yang lebih mengerti atau lebih hafal al-Quran. Dianjurkan pula untuk memperbanyak membaca al-Quran di malam hari. Dalam hadist di atas, modarosah antara Nabi Muhammad saw dan Malaikat Jibril terjadi pada malam hari, karena malam tidak terganggu oleh pekerjaan-pekerjaan keseharian. Di malam hari, hati seseorang juga lebih mudah meresapi dan merenungi amalan dan ibadah yang dilakukannya.
Puasa dan al-Quran mempunyai keterkaitan yang sangat dalam. Karena itu Rasulullah s.a.w memperbanyak membaca Al-Quran dalam bulan Ramadhan. Tidak ada yang melebihi al-Quran. Allah menurunkannya lain pada kitab-kitab terdahulu, di dalamnya terdapat hukum-hukum Allah yang tegas, dari al-Qur'an mengalir petunjuk-petunjuk Allah untuk manusia, tidak ada kebohongan, tidak ada penyesatan, ia memberi syafaat kepada orang yang membaca dan mengamalkannya. Rasulullah menegaskan "Barang siapa mendapatkan syafaat al-Qur'an, maka ia akan mendapatkan syafa'at di hari Kiamat", "Barangsiapa duduk demi al-Qur'an, maka ia tidak akan berdiri keculai dengan mendapatkan kelebihan dan kekurangan, yaitu kelebihan mendapatkan hidayah dan kekurangan dari kebutaan hatinya". Dengan selalu membaca al-Quran, iman seseorang akan bertambah dan terus bertambah, dan tidak akan luntur apa yang telah ia yakini, hinggga berkuranglah keraguan-keraguan yang ada dalam jiwanya. Tidak ada satu pun penyembuh hati selain al-Quran, karena sebesar-besarnya penyakit hati adalah kekafiran dan kemunafikan serta jauh dari jalan Allah. Dan tiada penawar atas penyakit-penyakit tersebut kecuali al-Quran.
Alim Rabbany syaikh Ahmad bin Abdul-Ahmad as-Sarhindy berkata: "Sesungguhnya di dalam bulan ini (puasa) ada kaitan yang sangat erat dengan al-Quran, dimana pada bulan tersebut al-Quran di turunkan, di dalam bulan tersebut juga dipenuhi segala kebajikan dan berkah dari Allah s.w.t. Setiap kebajikan dan keberkahan yang diterima oleh umat manusia selama setahun penuh, tidak lain hanyalah setetes dari lautan rahmat Allah selama satu bulan ini. Maka sangat beruntunglah mereka yang menyambut dan menghidupkan bulan tersebut dengan melakukan amal soleh dan beribadah, dan merugilah mereka yang tidak meramaikan bulan tersebut dengan beribadah, yaitu mereka yang berpaling dari keberkahan dan kebaikan."
Dengan demikian, Ramadhan merupakan pesta ibadah, blantika tilawah bagi ummat Islam. Ia ibarat musim semi orang-orang yang muila dam bertaqwa, hari raya bagi hamb-hamba yang shalih, diramaikan dengan mendirikan ajaran-ajaran agama, kebeningan hati dalam ibadah dan berlomba-lomba dalam kabaikan. Seluruh ummat muslim dari segala penjuru dunia serentak berbondong-bondong menyambut kedatangan bulan suci tersebut dengan menghidupkan suasana yang penuh rahmat dan barokah. Allah telah menganugerahkan rahmat dan pertolongan-Nya kepada hambanya yang beramal soleh, mereka yang tidak segan-segan melaksanakan ajaran-ajaran Allah dan selalu asyik tanpa rasa jemu dalam mengamalkan perintah-Nya. Hati mereka selalu bergantung kepada Allah dan setiap hembusan nafas mereka terarah kepada kebaikan.
2.Menahan hawa nafsu dan kesenangan duniawi.
Yaitu dengan mengurangi makan ketika berbuka serta tidak berlebih-lebihan. Dalam sebuah ahdist dikatakan "Tidak ada perkara yang lebih buruk dari pada memenuhi isi perut dengan makanan secara berlebihan". Ruh puasa terletak pada memeperlemah syahwat, mengurangi keinginan dan mengekang nafsu.
Dari Sahal bin Sa'ad r.a Rasulullah s.a.w. bersabda:" Sesungguhnya di surga ada salah satu pintu yang dinamakan Rayyan: masuk dari pintu tersebut ahli puasa di hari kiamat, tidak ada yang masuk dari pintu itu selain ahli puasa, lalu diserukan "Manakah para ahli puasa?", maka berdirilah para ahli puasa dan tak ada seorangpun yang masuk dari pintu itu kecuali mereka yang tergolong para ahli puasa, dan apabila mereka sudah masuk, maka pintu sorga tersebut segera ditutup, dan tak ada satu pun yang diperbolehkan masuk setelah mereka". (Bukhari Muslim).
3.Berdo'a ketika berbuka puasa.
Abu Hurairah r.a berkata: bersabda Rasulullah s.a.w: Ada tiga golongan yang tidak akan ditolak do'anya, mereka itu adalah: orang puasa ketika berbuka, doa pemimpin yang adil dan doa orang yang teraniaya".
Untuk itu, hendakanya kita sekalian tidak melupakan saudara-saudara kita yang menderita di Palestina, Afghanistan, Kashmir dan Chechnia dan belahan bumi laninnya dalam doa kita. Betapa banyak do'a yang ihlas dan tulus, lebih berguna dibanding ribuan anak panah.
4.Qiyamullail (Tahajjud )
Solat Tarawih hukumnya sunat menurut kesepakan para ulama juga disunatkan untuk meng-khatamkan al-Qur'an selamat shalat tarawih. Hadits-hadits yang menerangkan tentang qiyamullail adalah : Sabda Rasulullah s.a.w: "Barang siapa menghidupan malam Ramadhan dengan penuh keimanan dan harapan mendapatkan ridho Allah s.w.t semata, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lampau".
Abu Hurairah r.a meriwayatjkan bahwa Rasulullah s.a.w. senang menghidupkan bulan Ramadhan dengan melaksanakan qiyamullail dengan tidak memaksakannya kepada para sahabat untuk melaksanakannya dan bersabda:" Barangsiapa yang melaksanakan Qiyamullail pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan harapan niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lampau.
Alam riwaayt lain Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya Allah mewajibkan atasmu puasa Ramadhan dan disunatkan melakukan Qiyamullail pada bulan suci ini, barang siapa berpuasa dan melaksanakan Qiyamullail dengan penuh keimanan dan harapan maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lampau".
Dari Abu Hurairah r.a:"Kemuliaan seorang mu'min teletak pada solatnya yang ia dirikan di tengah malam dan kehormatannya terletak pada ketidak-tergantungannnya terhadap orang lain". Dari Mughirah r.a, Rasulullah s.a.w selalu bangun tengah malam melaksanakan solat malam hingga bengkak kedua telapak kakinya".
Para ulama salaf selalu mencari kesempatan untuk menghidupkan malamnya dengan shalat dan membaca Al-Quran sehingga tersentuh jiwanya. Dan apabila membaca ayat yang menerangkan kabar gembira, hatinya terselip harapan yang menggebu-gebu seolah apa yang di janjikan itu ada di pelupuk matanya. Sebaliknya, apabila membaca ayat Al-Qur'an yang menerangkan ancaman maka hati dan kedua telinganya terasa terbius, seolah dahsyatnya suara api neraka berada di ujung telinganya, lalu mereka pun meletakkan keningnya di atas bumi sambil memohon kepada Allah agar dijauhkan dari pedihnya api neraka dan meminta pertolongan agar diberi kemenangan atas musuh-musuhnya.
5. Berlomba-lomba dalam bersedekah.
Hendaknya berusaha untuk selalu memberikan ifthar(berbuka) bagi mereka yang berpuasa walaupun hanya seteguk air ataupun sebutir korma sebagaimana sabda Rasulullah yang berbunyi:" Barang siapa yang memberi ifthar (untuk berbuka) orang-orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun". (Bukhari Muslim)
Anjuran untuk berlomba-lomba dalam bersedekah dan membiasakan diri untuk berderma dan semaksimal mungkin memberikan apa yang kita punya sesuai dengan hadis Rasulullah yang diriwayatkan Ibnu Abbas yang artinya:" Rasulullah orang yang paling dermawan terlebih ketika berjumpa denga malaikat Jibril dan malaikat Jibril selalu menemuinya setiap malam dibulan Ramadhan hingga akhir bulan itu." (HR Bukhari)
Dan pada hadis yang lain disebutkan bahwasanya Rasulullah orang yang paling sempurna akhlaqnya, paling dermawan dan kedermawanannyha mencakup semua segi, di antaranya memberikan ilmu, harta, dan jiwanya kepada Allah demi menegakkan agama dan memberi petunjuk kepada hamba-Nya, membaktikan dirinya untuk ummat dalam segala aspek dan semua kedermawanannya semua hanya demi Allah. Rasulullah lebih mementingkan orang lain daripada diri sendiri, keluarga dan anak-anaknya, beliau memberikan apa yang para raja-raja tidak mampu memebrikannya, lebih suka hidup sederhana, sehingga tidak jarang dalam sebulan atau dua bulan dapurnya tidak mengepulkan asap. Kedermawaan beliau semakin bertambah ketika masuk bulan Ramadhan, karena keutamaan waktu mengartikan kautamaan beramal di dalamnya, dan menjadikan pahala berlipat ganda di dalamnya.
Membantu orang berpuasa dan orang yang menjalankan ketaatan, berhak mendapatkan pahala seperti pahala orang yg melakukannya, tanpa mengurangi sedikit pun pahalanya, karena Allah adalah Maha Dermawan terhadap hamba-Nya dengan rahmat dan maghfiroh-Nya dalam bulan Ramadhan ini. Maka sepatutnya bagi seorang hamba harus bisa membalas kebaikan-Nya dengan berderma harta dan jiwanya sehingga ia berhak mamperoleh rahmat Allah.
Di antara keutamaan sodaqah adalah meredam murka Allah dan terhindar dari suu'ul khatimah, yaitu meninggal dalam keadaan sesat. Sodaqah juga mempunyai pengaruh yang sangat luar biasa untuk menolak bermacam cobaan dan malapetaka, melebur kesalahan, meredamnya sebagaimana air mematikan api, sodaqah bisa membuat hati menjadi senang dan dada terasa lapang. Untuk itulah kita dilarang bakhil. Abdurrahman bin Auf setiap kali bertawaf di Makkah selalu berkata: "Ya Allah lindungilah aku dari jiwa yang bakhil."
6. I`tikaf di Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadhan.
I`tikaf di sepuluh terakhir bulan Ramadhan merupakan penyempurna ibadah puasa. Ini karena I'tikaf artinya mengkonsentrasikan diri menghadap Allah, mendekatkan diri kepada-Nya, dan menyibukkan diri dengan beribadah kepada-Nya. Hingga kecintaannya semata hanya kepada Allah, mengalahkan kecintaannya kepada selain Allah. Inilah tujuan I'tikaf di hari-hari terakhir bulan Ramadhan, hari yang paling utama selama bulan tersebut. Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan merupakan keutamaan yang dipilih oleh Allah SWT.
Diriwayatkan dari `Aisyah r.a. bahwasanya Nabi Muhammad saw selalu beri`tikaf di malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan hingga ajal menjemputnya, kemudian sunnah ini dihidupkan lagi oleh isteri-isteri Rasulullah selepas kematiannya" (Bukhari Muslim). Ini merupakan gambaran akan kesungguhan dalam beribadah dan kesiapan Rasulullah dalam menyambut Ramadhan.
Dari `Aisyah r.a berkata: bahwa Rasulullah s.a.w. apabila memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, beliau menghidupkan malam dan membangunkan anggota keluarganya dan beliau kencangkan pakaiannya" (Bukhari Muslim).
Saudaraku!
Ingatlah bahwa pintu menuju kebaikan itu bermacam-macam. Oleh karena itu kita seyogyanya memasuki salah satu pintu tersebut. Ahmad Bin Hanbal menegaskan : "Tidaklah dikatakan seorang itu berilmu sebelum ilmunya mencerminkan perkataannya dan ahlaknya". Dan sebagian dari pintu kebaikan adalah berdo`a karena do`a adalah penggerak dari ibadah dan sebaik-baik do`a dan dzikir adalah yang diajarkan oleh Rasulullah saw karena beliau adalah hamba yang paling tahu akan Tuhan Yang Maha Mengabulkan do`a kita.
7. Menjauhi Larangan Agama:
Hal yang perlu diperhatikan oleh seorang mu`min adalah menjaga lisan dari mengguncing dalam keadaan berpuasa sebagaimana yang dipesankan Rasulullah s.a.w: "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan ghibah maka tiada artinya di sisi Allah baginya berpuasa dari makan dan minum" (HR: Bukhari).
Berkata Ibnu Battal: Bukan berarti kemudian ia meninggalkan puasa, tapi ini merupakan peringatan agar meninggalkan perkataan dusta dan ghibah. Adapun makna perkataan Rasul: "Tiada arti di sisi Allah s.w.t." menurut Ibnu Munir adalah: tamsil dari ditolaknya puasa yang bercampur dengan dusta. Adapun puasa yang bersih dari pekerjaan tercela tersebut, insya Allah akan tetap diterima.
Ibnu Arabi berkata: Umat-umat sebelum kita cara berpuasanya hanya menahan diri dari bicara namun diperbolehkan makan dan minum, begitupun mereka tidak sanggup, sehingga Allah meringankan dengan dihapusnya setengah hari yaitu malam dan dihapusnya setengah puasa yaitu puasa dari bicara, namun mereka tetap tidak sanggup, mereka bahkan melakukan tindakan-tindakan yang diharamkan agama. Kemudian Allah meringakan lagi untuk meningkatkan derajat manusia dengan meninggalkan perkataan dusta dan munkar. Allah pun mewayuhkan kepada Rasulullah s.a.w. "Barangsiapa yang berkata dusta atau berbuat munkar maka Allah s.w.t. tidak menerima puasanya dari makanan dan minuman. Maka beruntunglah mereka yang menyibukkan diri dengan aibnya hingga tidak memikirkan aib orang lain dan beruntunglah mereka yang tinggal di rumah, sibuk dengan ibadah kepada Allah, menangisi kesalahannya di saat manusia sedang terlelap tidur.
Selain itu, selayaknya kita tidak ikut campur urusan orang lain sehingga kita terseret dalam kemungkaran atau menjerumuskan orang lain dalam kemungkaran. Kalau ada orang yang mengganggu kita, hendaklah kita ingatkan bahwa kita sedang berpuasa, sebagaimana diajarkan Rasulullah saw: Apabila dihina oleh seseorang hendaklah ia ucapkan saya sedang berpuasa. Demi Allah yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, mulut seorang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dibanding minyak wangi misik".
Maka seorang mu`min yang menguasai syahwatnya dan menahan dirinya dari makanan dan minuman yang halal, menahan dirinya dari menggauli istrinya yang halal, seyogyanya ia juga menjaga dirinya dari hal yang jelas-jelas diharamkan di luar bulan puasa. Mulut ini, dijadikan Allah swt tidak untuk mengumpat. Mulut yang dijadikan Allah lebih harum dibanding aroma minyak misik, janganlah sengaja dikotori dengan perkataan dusta atau menghina meskipun dalam keadaan terpaksa. Hendaklah ia berkata pada dirinya: "Saya sedang berpuasa dan tidak dihalalkan bagiku berbuat hal tersebut"
Oleh Karena Itu Saudaraku hendaklah engkau buat jadwal bagimu. Aturlah waktumu dan sisakan waktu buat ibadah, jangan sampai engkau kehilangan barokah serta keutamaan Ramadhan, sesungguhnya waktu Ramadahan terlalu singkat untuk meraih seluruh keutamaannya, maka persiapkanlah dirimu sekarang untuk menghadapi bulan penuh berkah, rahmah dan maghfirah ini.
Tiada kata yang pantas untuk mengakhiri tulisan ini, selain firman Allah s.w.t. dalam surat Fatir ayat 32-34 "Kemudian kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih diantara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang dzalim pada diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang biasa saja dan diantara mereka ada yang lebih banyak berbuat kebaikan. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. Bagi mereka surga Eden yeng mereka masuki dengan dihiasi gelang-gelang emas dan mutiara dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera. Mereka berkata: Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan kami, sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan penerima Syukur".
KULLU AAM WA ANTUM BI KHAIR
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan

 

MASYRU'IYAT PUASA RAMADHAN
"Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu sekalian puasa, sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu sekalian bertaqwa "( QS Al-Baqarah : 183 ).
1. Puasa Ramadhan hukumnya Fardu `Ain
2. Puasa Ramadhan disyari'atkan bertujuan untuk menyempurnakan ketaqwaan
KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN DAN KEUTAMAAN BERAMAL DIDALAMNYA
1. Bulan Ramadhan adalah:
a. Bulan yang penuh Barakah.
b. Pada bulan ini pintu Jannah dibuka dan pintu neraka ditutup.
c. Pada bulan ini Setan-Setan dibelenggu.
d. Dalam bulan ini ada satu malam yang keutamaan beramal didalamnya lebih baik daripada beramal seribu bulan di bulan lain, yakni malam LAILATUL QADR.
e. Pada bulan ini setiap hari ada malaikat yang menyeru menasehati siapa yang berbuat baik agar bergembira dan yang berbuat ma'shiyat agar menahan diri.
2. Keutamaan beramal di bulan Ramadhan antara lain :
a. Amal itu dapat menutup dosa-dosa kecil antara setelah Ramadhan yang lewat sampai dengan Ramadhan berikutnya.
b. Menjadikan bulan Ramadhan memintakan syafaa't.
c. Khusus bagi yang puasa disediakan pintu khusus yang bernama Rayyaan untuk memasuki Jannah.
RUKUN PUASA
a. Berniat sejak malam hari
b. Menahan makan, minum, koitus (Jima') dengan istri di siang hari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari (Maghrib),
Wanita yang sedang haidh dilarang puasa sampai habis masa haidhnya, lalu melanjutkan puasanya. Di luar Ramadhan ia wajib mengqadha puasa yag ditinggalkannya selama dalam haidh.
YANG DIBERI KELONGGARAN UNTUK TIDAK PUASA RAMADHAN
Orang Mu'min yang diberi kelonggaran diperbolehkan untuk tidak puasa Ramadhan, tetapi wajib mengqadha di bulan lain, mereka itu ialah :
a). Orang sakit yang masih ada harapan sembuh.
b) Orang yang bepergian ( Musafir ). Musafir yang merasa kuat boleh meneruskan puasa dalam safarnya, tetapi yang merasa lemah dan berat lebih baik berbuka, dan makruh memaksakan diri untuk puasa.
Orang Mu'min yang diberi kelonggaran diperbolehkan untuk tidak mengerjakan puasa dan tidak wajib mengqadha, tetapi wajib fidyah (memberi makan sehari seorang miskin). Mereka adalah orang yang tidak lagi mampu mengerjakan puasa karena :
a). Umurnya sangat tua dan lemah.
b). Wanita yang menyusui dan khawatir akan kesehatan anaknya.
c). Karena mengandung dan khawatir akan kesehatan dirinya.
d). Sakit menahun yang tidak ada harapan sembuh.
e). Orang yang sehari-hari kerjanya berat yang tidak mungkin mampu dikerjakan sambil puasa, dan tidak mendapat pekerjaan lain yang ringan.
HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA
a. Sengaja makan dan minum di siang hari. Bila terlupa makan dan minum di siang hari, maka tidak membatalkan puasa.
b. Sengaja membikin muntah, bila muntah dengan tidak disengajakan, maka tidak membatalkan puasa.
c. Dengan sengaja menyetubuhi istri di siang hari Ramadhan, ini disamping puasanya batal ia terkena hukum yang berupa : memerdekakan seorang hamba, bila tidak mampu maka puasa dua bulan berturut-turut, dan bila tidak mampu, maka memberi makan enam puluh orang miskin.
d. Datang bulan di siang hari Ramadhan ( sebelum waktu masuk Maghrib)
HAL-HAL YANG BOLEH DIKERJAKAN WAKTU IBADAH PUASA
a. Menyiram air ke atas kepala pada siang hari karena haus ataupun udara panas, demikian pula menyelam kedalam air pada siang hari.
b. Menta'khirkan mandi junub setelah adzan Shubuh.
c. Berbekam pada siang hari.
d. Mencium, mencumbu istri tetapi tidak sampai bersetubuh di siang hari (hukumnya makruh)
e. Beristinsyak (menghirup air kedalam hidung) terutama bila akan berwudhu, asal tidak dikuatkan menghirupnya.
f. Disuntik di siang hari.
g. Mencicipi makanan asal tidak ditelan.
ADAB-ADAB PUASA RAMADHAN
1. Berbuka apabila sudah masuk waktu Maghrib.
Sunnah berbuka adalah sbb :
a. Disegerakan yakni sebelum melaksanakan shalat Maghrib dengan makanan yang ringan seperti rutob (kurma muda), kurma dan air saja, setelah itu baru melaksanakan shalat.
b. Tetapi apabila makan malam sudah dihidangkan, maka terus dimakan, jangan shalat dahulu.
c. Setelah berbuka berdo'a dengan do'a sbb : Artinya : "Telah hilang rasa haus, dan menjadi basah semua urat-urat dan pahala tetap wujud insya Allah."
2. Makan sahur. Adab-adab sahur :
a. Dilambatkan sampai akhir malam mendekati Shubuh.
b. Apabila pada tengah makan atau minum sahur lalu mendengar adzan Shubuh, maka sahur boleh diteruskan sampai selesai, tidak perlu dihentikan di tengah sahur karena sudah masuk waktu Shubuh.
3. Lebih bersifat dermawan (banyak memberi, banyak bershadaqah, banyak menolong) dan banyak membaca al-qur'an
4. Menegakkan shalat malam/shalat Tarawih dengan berjama'ah. Dan shalat Tarawih ini lebih digiatkan lagi pada sepuluh malam terakhir (20 hb. sampai akhir Ramadhan). Cara shalat Tarawih adalah :
a. Dengan berjama'ah.
b. Salam tiap dua raka'at dikerjakan empat kali, atau salam tiap empat raka'at dikerjakan dua kali dan ditutup dengan witir tiga raka'at.
c. Dibuka dengan dua raka'at yang ringan.
d. Bacaan dalam witir : Raka'at pertama : Sabihisma Rabbika. Roka't kedua : Qul yaa ayyuhal kafirun. Raka'at ketiga : Qulhuwallahu ahad.
e. Membaca do'a qunut dalam shalat witir.
5. Berusaha menepati lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir, terutama pada malam-malam ganjil. Bila dirasakan menepati lailatul qadar hendaklah lebih giat beribadah dan membaca : Yaa Allah Engkaulah pengampun, suka kepada pengampunan maka ampunilah aku.
6. Mengerjakan i'tikaf pada sepuluh malam terakhir.
7. Menjauhi perkataan dan perbuatan keji dan menjauhi pertengkaran.
Cara i'tikaf:
a. Setelah shalat Shubuh lalu masuk ke tempat i'tikaf di masjid.
b. Tidak keluar dari tempat i'tikaf kecuali ada keperluan yang mendesak.
c. Tidak mencampuri istri dimasa i'tikaf.

 

Diakui atau tidak, kita dalam hidup sehari-hari masih selalu terserimpung dengan perasaan berat untuk menginfakkan sebagian harta kita kepada yang berhak. Kita sering tidak merasa tersentuh oleh anak-anak kecil yang memanggil-manggil dengan menjajakan koran di depan jendela mobil kita, saat kita berhenti di persimpangan jalan. Kita sering perhitungan untuk membantu tetangga yang kelaparan, para pengemis yang terdesak lapar, para fakir miskin yang tidak sanggup lagi membiayai anaknya sekolah. Untuk zakat saja yang merupakan kewajiban, kita selalu berusaha menghindar dan mencari-cari alasan. Apa yang membuat berat? Apakah harta kita akan berkurang? Apakah Infaq dan zakat memang menguras harta kekayaan kita?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini ada beberapa hal yang harus disadari:
Pertama: kurangnya, kalau tidak ingin disebut tidak ada, kesadaran bahwa harta yang kita miliki itu sebenarnya milik Allah. Kita bukan pemilik yang sebenarnya. Kita hanya pembawa amanat. Suatu saat, sehebat apapun kita menjaga dan menyimpannya, kita pasti akan meninggalkannya. Kita pasti akan berpisah dengan harta kekayaan, bahkan kita akan diminta pertanggung jawaban mengenai sejauh mana kita menggunakan harta yang kita genggam. Tidak adanya kesadaran seperti ini, menyebabkan lahirnya pemahaman yang salah: bahwa harta itu itu milik kita sepenuhnya, ia adalah hasil keringart dan jerih payahnya. Akibatnya ia menjadi pelit dan kikir, padahal kalau ia pikirkan secara mendalam, ia akan sampai kepada sebuah ajwaban, bahwa yang menentukan kaya tidaknya seseorang, bukan karena keringat dan jerih payahnya, melainkan Allah.
Lihat kenyataan yang sering ada dalam kehidupan kita, banyak kita menyaksikan saudara-saudara kita bekerja keras siang dan malam, tapi ternyata rejekinya masih saja hanya cukp dimakan. Di saat yang sama kita juga menyaksikan sejumlah orang yang hanya duduk santai, bahkan tidur-tiduran,tapi Allah melimpahkan kepadanya kekayaan yang melimpah ruah.
Kedua: kurang mantapnya keyakinan akan janji Allah, bahwa setiap apa yang kita infakkan akan mendapatkan ganti tujuh ratus kali lipat. Akibatnya kita selalu keberatan untuk berinfaq. Sebab kita selalu yakin bila berinfaq hartanya pasti akan berkurang, padahal janji Allah pasti dan tidak pernah diingkari. Sungguh betapa banyak bukti-bukti yang menguatkan betapa Allah melimpahkan harta orang-orang yang selalu membayar zakat dan infaq. Dalam kisah orang-orang soleh sering kita membaca bahwa mereka begitu kuat keyakinanya terhadap janji Allah tersebut, sehingga mereka tidak pernah sama sekali terbebani oleh dunia yang ada di tangan mereka. Imam Ahmad bin Hanbal, ketika diberi hadiah oleh seorang khalifah sejumlah hadiah, beliau tidak pernah berfikir bagaimana menikmati harta tersebut, malainkan beliau segera menginfakkannya kepada yang berhak. Itulah kemudian kita menyaksikan kehidupan beliau begitu berkah, dinamis dan produktif, tidak terbebani permasalahan dunia apapun. Apalagi beliau memang memilih hidup sederhana.
Ketiga: kita selalu dikuasai oleh perasaan ingin dipuji, ingin dibilang bahwa kita dermawan. Kalau tidak ada yang menyaksikan atau di depan halayak, kita tidak mau bersedekah. Baru kalau kita bisa menunjukkan gengsi sosial kita mau bersedekah. Akibatnya infaq yang kita lakukan bukan atas dasar iamn, melainkan karena gengsi sosial. Dari sininya hilangnya keberkahan dalam infaq kita. Sebab Allah sangat membenci orang yang berinfaq dengan tujuan supaya dipuji orang lain. Dalam terminology agaam, sikap semacam ini dikategorikan riyak. Suatu sikap yang akan menundang dosa. Bahkan riyak disebut juga “Assyirkul Asghar” (syirik kecil), sebab dengan sikap tersebut ia lebih menyukai dipuji orang daripada dipuji Allah. Tegasnya ia telah mensejajarkan manusia dengan Allah.
Keempat: lemahnya kesadaran bahwa setiap yang kita infaqkan akan menjadi tabungan kita di hari akhirat, yaitu kehidupan kita yang kekal kelak. Mencapai kebahagiaan dalam kehidupan ini memerlukan bekal khusus yang berkualitas. Bekal tersebut harus kita persiapkan dengan nilai-nilai keihlasan sewaktu di dunia. Salah satu bekal tersebut adalah berinfaq. Tidak harus dengan harta, namun dengan apa saja yang ia miliki. Mereka yang mempunyai ilmu bisa berinfaq dengan ilmu, mereka yang punya harta bisa berinfaq dengan hartanya, begitu seterusnya. Satu hal yang perlu kita yakini bersama bahwa barang siapa yang berinfaq di jalan Allah dengan tanpa hitungan “bighairi hisab” maka Allah akan membalasnya dengan tanpa hitungan pula. Amiin.

* artikel disadur dari : http://www.pesantrenvirtual.com

Hikmah Puasa Ramadhan

“Marhaban ya Ramadhan”. Kalimat itu menggema di belahan dunia ini menandai datangnya bulan suci, bulan penuh berkah dan maghfiroh yang senantiasa ditunggu-tunggu umat muslim. Jika kita merenung, mengapa makna dari kata Ramadhan begitu besar dan mendalam seakan menjadi titik tumpu setiap umat atas sejuta harapan untuk kehidupan yang lebih baik pasca Ramadhan. Tidak heran, jika muara Ramadhan yang ditandai dengan “Idul Fitri” dijadikan sebagai hari kemenangan setiap umat yang menunaikannya.

Sawali Tuhusetya , berpendapat bahwa Ramadhan adalah “Sebuah momentum yang amat ditunggu-tunggu umat muslim di berbagai belahan dunia. Kehadiran bulan suci diharapkan akan memberikan ”pencerahan” baru setelah (hampir) setahun lamanya kita bersikutat dengan persoalan-persoalan duniawi yang tak jarang membuat kita abai terhadap nilai-nilai spiritual”.
Sangat tepat jika Ramadhan kita katakan sebagai jembatan untuk kembali meraih dan membangun nilai-nilai spiritual dalam diri umat. Kurun waktu dua belas bulan, bukanlah waktu yang sebentar. Dalam kurun itu, kita tidak sadar telah menumpukkan berbagai bentuk pengingkaran, baik terhadap sang Kholik maupun terhadap diri sendiri, serta terhadap sesama umat. Alhasil khilaf, salah, dan dosalah yang bersarang dalam diri yang bernobat sebagai mahluk paling sempurna dengan kelengkapan akal dan pikiran. Oleh karenya, sepakat sekali jika Ramadhan yang penuh dengan kesucian kita maknai sebagai bulan “pencerahan” bagi umat muslim di berbagai belahan dunia.
Begitu mendalamnya makna Ramadhan, kita saksikan ternyata tanpa komando pun keagungan Ramadhan akan terasa di setiap penjuru. Berbagai aktivitas kehidupan pada bulan tersebut berbeda sekali dengan bulan-bulan di luar Ramadhan. Setiap orang sepakat untuk menghormati kehadiran bulan tersebut. Seharusnya kita berpikir, bahwa begitu banyak nilai dan norma yang akan terbentuk ulang dalam diri setiap umat dan kembali menjadi cerah sebagai pancaran harapan untuk kehidupan lebih baik. Itulah hikmah Ramadhan. Pikiran sederhana saya tentang hikmah Ramadhan, menyiratkan bahwa ada beberapa sudut kehidupan dalam wilayah tingkah laku ketika bersosialisasi dengan sesama di tengah-tengah kehidupan.

Pertama, sabar. Kata ‘sabar’ mudah sekali diucapkan, namun sangat sulit untuk dilaksanakan. Melaksanakan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan sangat melatih kesabaran kita. Sedikit saja ilustrasi, kita sabar tidak makan dan minum sepanjang hari sebelum waktunya tiba. Ketika sore hari menjelang waktunya berbuka puasa, tanpa kesabaran tidak mungkin kita dapat bertahan. Sekalipun hanya tinggal hitungan menit kita tetap menunggunya dengan sabar, tidak berani menghampiri dan menyentuh sajian makanan dan minuman sebelum waktunya tiba.
Kedua, jujur. ‘Jujur’ pun demikian, sulit sekali untuk dilaksanakan. Manusiawi memang, jujur adalah salah satu sifat yang bertolak belakang dengan keinginan manusia pada umumnya. Bulan suci Ramadhan akan mengelola sifat ‘jujur’ itu. Ada satu kalimat atau ungkapan yang sering kita sebut ketika masuk bulan suci Ramadhan yaitu ‘tidak boleh berbohong’. Ungkapan itu menandakan bahwa ‘kejujuran’ sangat diperjuangkan di bulan yang suci itu, sehingga selama Ramadhan segenap umat akan berlatih untuk bersikap ‘jujur’.

Ketiga, disiplin. Ilustrasi yang melukiskan bahwa ‘kedisiplinan’ sangat dilatih di bulan suci Ramadhan, tidak diragukan lagi. Sebagai contoh saja, misalnya tahapan kegiatan dalam satu hari satu malam sepanjang bulan tersebut sangatlah teratur. Ketika dini hari, kita sudah harus bangun dalam jam tertentu untuk melaksanakan sahur, boleh makan dan minum sampai tiba waktu imsak. Mulai waktu imsak, sepanjang hari kita tidak berani makan dan minum sebelum waktu buka puasa tiba. Selepas sholat magrib, bersama-sama melaksanakan sholat tarawih berjamaah dan tidak jarang diikuti dengan kegiatan ibadah lainnya ketika malam hari. Runtutan kegiatan itu terus berulang sepanjang bulan Ramadhan, disiplin sekali.

Keempat, kebersamaan. Manusia sebagai mahluk sosial harus mengedepankan kebersamaan. Di bulan suci Ramadhan, sikap kebersamaan sangat terlihat dengan jelas. Ini membuktikan bahwa bulan Ramadhan pun akan melatih kebersamaan dalam kehidupan. Banyak sekali kegiatan yang dilakukan bersama-sama, misalnya mulai dari kehidupan keluarga ; kita melaksanakan makan sahur bersama keluarga dan tidak ada yang berani menolaknya. Sholat tarawih berjamaah menyemarakkan kegiatan di setiap mushola dan masjid. Saling membantu dan menolong tercermin ketika melaksanakan zakat fitrah. Muara kebersamaan itu, terkesan pada akhir Ramadhan ketika setiap umat merasa bersalah dan mengakui kesalahan kepada siapa saja. Pada saat itu, bertebaranlah untaian maaf yang tulus keluar dari kalbu setiap umat yang sungguh menakjubkan.

Empat sikap sosial tersebut yaitu kesabaran, kejujuran, kedisiplinan, dan kebersamaan merupakan sebagian saja dari berbagai aspek tingkah laku yang berkaitan dengan nilai dan norma kehidupan yang harus menjadi dasar bagi kita ketika hadir dalam kehidupan sosial. Kualitas tingkah laku sedikit demi sedikit akan mengalami perubahan dengan memandang bahwa bulan suci Ramadahan telah memberikan hikmah yang besar. Mengutip pendapat pak Sawali, “Semoga Ramadhan tahun ini benar-benar menjadi “kawah candradimuka” yang mampu membakar dan membrangus kerak-kerak dosa yang bersarang dalam batin dan jiwa. Sekaligus, juga mampu menghadirkan sebuah pencerahan dan membawa banyak hikmah sehingga kita mampu menemukan saripati nilai kesalehan personal dan sosial dalam kehidupan kita yang lebih hakiki.

Di awal bulan yang penuh berkah ini, mari kita jadikan Ramadhan yang suci sebagai momentum untuk bangkit dari ketidakberdayaan dan ketidakmampuan seraya memohon ampunan, bimbingan, dan petunjukNya. Selamat menunaikan ibadah pusasa

Hikmah Di Bulan Ramadhan

Diantara nama bulan Ramadhan yang maghfirah adalah Syahrut Tabiyah dan Sahrul Jihad. Inilah nama-nama lain bulan Ramadhan yang penuh hikmah ini Ramadhan adalah tamu yang sangat agung yang selalu dinanti dan ditunggu oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Ada beberapa hikmah dari bulan Ramadhan yang penuh berkah dan maghfirah ini, yaitu sesuai dengan nama dari bulan Ramadhan itu sendiri. Bulan Ramadhan memiliki banyak nama disamping Ramadhan itu sendiri, diantaranya ialah :
1. Syahrut-Tarbiyah (Bulan Pendidikan)
Kenapa bulan Ramadhan disebut dengan syahrut Tarbiyah/bulan pendidikan, karena pada bulan ini kita dididik langsung oleh Allah SWT. seperti makan pada waktunya sehingga kesehatan kita terjaga. Atau kita diajarkan oleh supaya bisa mengatur waktu dalam kehidupan kita. Kapan waktu makan, kapan waktu bekerja, kapan waktu istirahat dan kapan waktu ibadah.
2. Syahrul Jihad
Pada masa Rasulullah justru peperangan banyak terjadi pada bulan Ramadhan dan itu semua dimenangkan kaum muslimin. Yang paling penting kita rasakan sekarang adalah kita berjihad melawan hawa nafsu sendiri, sehingga kita tetap bersungguh-sungguh menjalan aktifitas kita.
3. Syahrul Qur'an
Al-Qur'an petama sekali diturunkan di bulan Ramadhan dan pada bulan ini sebaiknya kita banyak membaca dan mengkaji kandungan Al-Qur'an sehingga kita faham dan mengerti perintah Allah yang terkandung di dalamnya.
4. syahrul Ukhuwah
Pada bulan ini kita merasakan sekali ukhuwah diantara kaum muslimin terjalin sangat erat dengan selalu berinteraksi di Masjid/Mushollah untuk melakkukan sholat berjama'ah. Dan diantara tetangga juga saling mengantarkan perbukaan sehingga antara kaum muslimin terasa sekali kebersamaan dan kesatuan kita.
5. Syahrul Ibadah
Bulan Ramadhan disebut juga dengan Bulan ibadah karena pada bulan ini kita banyak sekali melakukan ibadah-ibadah sunnah disamping ibadah wajib seperti sholat sunnat dhuha, rawatib dan tarawih ataupun qiyamullai serta tadarusan al-qur'an.
Itulah diantara hihmah dari bulan Ramadhan sesuai dengan nama-namanya.

(Kiriman Abu Mahbub)

Akhlaq Kepada Allah!

Dari An Nawas bin Sam’an radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

البر حسن الخلق

“Kebajikan itu keluhuran akhlaq”[1]

Hadits ini memiliki beberapa kandungan sebagai berikut:

  • Hadits ini menunjukkan urgensi akhlak dalam agama ini, karena nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitakan bahwa seluruh kebajikan terdapat dalam keluhuran akhlak. Dengan demikian, seorang yang baik adalah seorang yang luhur akhlaknya.

  • Imam Ibnu Rajab al Hambali rahimahullah menjelaskan makna kata al birr (kebajikan) yang terdapat dalam hadits di atas. Beliau berkata,

من معنى البر أن يراد به فعل جميع الطاعات الظاهرة والباطنة كقوله تعالى ولكن البر من آمن بالله واليوم الآخر والملائكة والكتاب والنبيين وآتى المال على حبه ذوي القربى واليتامى والمساكين وابن السبيل والسائلين وفي الرقاب وأقام الصلاة وآتى الزكاة والموفون بعهدهم إذا عاهدوا والصابرين في البأساء والضراء وحين البأس أولئك الذين  صدقوا وأولئك هم المتقون

[Diantara makna al birr adalah mengerjakan seluruh ketaatan, baik secara lahir maupun batin. (Makna seperti ini) tertuang dalam firman Allah ta'ala,

لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ (١٧٧)

"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. MerekaiItulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (Al Baqarah: 177).][2]

Dari penjelasan Ibnu Rajab dan teks ayat dalam surat Al Baqarah tersebut, kita dapat memahami dengan jelas bahwa yang dinamakan kebajikan (al birr) turut mencakup keimanan yang benar terhadap Allah, mengerjakan perintah-Nya (dan tentunya meninggalkan larangan-Nya), serta berbuat kebajikan terhadap sesama makhluk Allah.

Kita juga bisa menyatakan, – berdasarkan hadits An Nawwas radhiallahu ‘anhu di atas-, bahwa seorang yang beriman kepada Allah dengan keimanan yang benar, mengerjakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan berbuat kebajikan terhadap sesama adalah seorang yang berakhlak luhur, karena nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendefinisikan al birr dengan keluhuran akhlak, dan pada ayat 177 surat Al Baqarah di atas Allah menjabarkan berbagai macam bentuk al birr.

Dengan kata lain, seorang yang berakhlak luhur adalah seorang yang mampu berakhlak baik terhadap Allah ta’ala dan sesamanya. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,

حُسْن الْخُلُق قِسْمَانِ أَحَدهمَا مَعَ اللَّه عَزَّ وَجَلَّ ، وَهُوَ أَنْ يَعْلَم أَنَّ كُلّ مَا يَكُون مِنْك يُوجِب عُذْرًا ، وَكُلّ مَا يَأْتِي مِنْ اللَّه يُوجِب شُكْرًا ، فَلَا تَزَال شَاكِرًا لَهُ مُعْتَذِرًا إِلَيْهِ سَائِرًا إِلَيْهِ بَيْن مُطَالَعَة وَشُهُود عَيْب نَفْسك وَأَعْمَالك .

وَالْقِسْم الثَّانِي : حُسْن الْخُلُق مَعَ النَّاس .وَجَمَاعَة أَمْرَانِ : بَذْل الْمَعْرُوف قَوْلًا وَفِعْلًا ، وَكَفّ الْأَذَى قَوْلًا وَفِعْلًا

[Keluhuran akhlak itu terbagi dua. Pertama, akhlak yang baik kepada Allah, yaitu meyakini bahwa segala amalan yang anda kerjakan mesti (mengandung kekurangan/ketidaksempurnaan) sehingga membutuhkan udzur (dari-Nya) dan segala sesuatu yang berasal dari-Nya harus disyukuri. Dengan demikian, anda senantiasa bersyukur kepada-Nya dan meminta maaf kepada-Nya serta berjalan kepada-Nya sembari memperhatikan dan mengakui kekurangan diri dan amalan anda. Kedua, akhlak yang baik terhadap sesama. kuncinya terdapat dalam dua perkara, yaitu berbuat baik dan tidak mengganggu sesama dalam bentuk perkataan dan perbuatan].[3]

  • Terdapat persepsi yang berkembang di masyarakat bahwa makna keluhuran akhlak (akhlakul karimah) terbatas pada interaksi sosial yang baik dengan sesama. Hal ini kurang tepat, karena menyempitkan makna akhlakul karimah, silahkan anda lihat kembali penjelasan di atas.

Bahkan, terkadang terdapat selentingan perkataan yang terkadang terucap dari seorang muslim, yang menurut kami cukup fatal, seperti perkataan, “Si fulan yang non muslim itu lebih baik daripada fulan yang muslim” atau ucapan semisal. Ucapan ini terlontar tatkala melihat kekurangan akhlak pada saudaranya sesama muslim, kemudian dia membandingkan saudaranya tersebut dengan seorang kafir yang memiliki interaksi sosial yang baik dengan sesamanya.

Perkataan itu cukup fatal karena seorang muslim yang bertauhid kepada Allah, betapa pun buruk akhlaknya, betapapun besar dosa yang diperbuat, tetaplah lebih baik daripada seorang kafir, yang berbuat syirik kepada Allah ta’ala. Hal ini mengingat dosa syirik menduduki peringkat teratas dalam daftar dosa.

Seorang yang memiliki interaksi sosial yang baik terhadap sesama, namun dia tidak menyembah Allah atau tidak menauhidkannya dalam segala bentuk peribadatan yang dilakukannya, maka dia masih dikategorikan sebagai seorang yang berahlak buruk.

Mengapa demikian? Hal itu dikarenakan dia tidak merealisasikan pondasi keluhuran akhlak, yaitu berakhlak yang baik kepada sang Khalik yang telah mencurahkan berbagai nikmat kepada dirinya dan seluruh makhluk. Dan bentuk akhlak yang baik kepada Allah adalah dengan menauhidkan-Nya dalam segala peribadatan, karena tauhid merupakan hak Allah kepada setiap hamba-Nya sebagaimana dinyatakan dalam hadits Mu’adz bin Jabal radhiallahu ‘anhu.[4]

Hal ini pun dipertegas dalam hadits ‘Aisyah radhiallahu ‘anhu. Beliau bertanya kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, [Wahai rasulullah! Ibnu Jud'an, dahulu di zaman jahiliyah, adalah seorang yang senantiasa menyambung tali silaturahim dan memberi makan orang miskin, apakah itu semua bermanfaat baginya kelak di akhirat? Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab,

لاَ يَنْفَعُهُ إِنَّهُ لَمْ يَقُلْ يَوْمًا رَبِّ اغْفِرْ لِى خَطِيئَتِى يَوْمَ الدِّينِ

"Hal itu tidak bermanfaat baginya karena dia tidak pernah sedikit pun mengucapkan, "Wahai Rabb-ku, ampunilah dosa-dosaku di hari kiamat kelak."][5]

Ibnu Jud’an adalah seorang yang memiliki akhlak yang baik kepada sesama manusia, meskipun demikian, keluhuran akhlaknya kepada manusia tidak mampu menyelamatkannya dikarenakan dia tidak menegakkan pondasi akhlak, yaitu akhlak yang baik kepada Allah dengan beriman dan bertauhid kepada-Nya.

  • Telah disebutkan di atas bahwa bentuk akhlak yang baik kepada Allah adalah dengan menauhidkan-Nya. Berdasarkan hal ini kita bisa menyatakan bahwa seorang yang mempersekutukan Allah dalam peribadatannya (berbuat syirik) adalah seorang yang berakhlak buruk, meski dia dikenal sebagai pribadi yang baik kepada sesama.

Demikian pula, kita bisa menyatakan dengan lebih jelas lagi bahwa seorang yang dikenal akan kebaikannya kepada sesama manusia, jika dia berbuat syirik seperti memakai jimat[6], mendatangi dukun[7], menyembelih untuk selain Allah[8], mendatangi kuburan para wali untuk meminta kepada mereka[9], maka dia adalah seorang yang berakhlak buruk.

Maka, dari penjelasan di atas, kita bisa memahami perkataan Syaikhul Islam Ibnu Tamiyah rahimahullah berikut,

الذنوب مع صحة التوحيد خير من فساد التوحيد مع عدم هذه الذنوب

["Berbagai dosa (yang terdapat pada diri seorang), namun masih dibarengi dengan tauhid yang benar itu masih lebih baik daripada tauhid yang rusak meskipun tidak dibarengi dengan berbagai dosa."][10]

Jangan dipahami bahwa beliau mengenyampingkan atau menganggap ringan perbuatan dosa dengan perkataan tersebut. Namun, beliau menerangkan bahwa perbaikan tauhid dengan menjauhi kesyirikan merupakan proritas pertama yang harus diperhatikan oleh kita sebelum menjauhi berbagai bentuk dosa lain yang tingkatannya berada di bawah dosa syirik.

  • Imbas lain dari penyempitan makna akhlak sebagaimana dikemukakan di atas adalah anggapan bahwa akhlak yang baik kepada manusia itu lebih penting daripada tauhid. Akibatnya, rata-rata materi dakwah para da’i adalah berkutat pada upaya menyeru manusia untuk berbuat baik pada sesamanya dan menomorduakan dakwah tauhid, kalau tidak mau dikatakan bahwa mereka memang tidak pernah menyampaikan materi tauhid kepada mad’u.

Hal ini tidak lain disebabkan karena mereka belum mengetahui definisi akhlak yang disebutkan oleh para ulama seperti yang dikemukakan oleh Imam Ibnu Rajab dan Ibnul Qayyim rahimahumallah di atas. Sehingga, tatkala mereka membaca hadits-hadits nabi seperti, “ Kebajikan itu keluhuran akhlaq “; “Tidak ada amalan yang lebih berat apabila diletakkan di atas mizan daripada akhlak yang baik.”; “Apa karunia terbaik yang diberikan kepada hamba?, nabi menjawab. “Akhlak yang baik.”, mereka berkeyakinan bahwa hadits-hadits tersebut menunjukkan bahwa berakhlak baik kepada sesama lebih tinggi derajatnya daripada menauhidkan Allah ta’ala secara mutlak.

  • Di akhir artikel ini, kami kembali mengingatkan bahwa akhlak yang baik kepada Allah, itulah yang harus menjadi fokus perhatian dalam pembenahan diri kita, dan yang menjadi fokus utama adalah bagaimana kita berusaha membenahi tauhid kita kepada Allah. Jika kita memiliki interaksi yang baik dengan-Nya, dengan menauhidkan-Nya, mengerjakan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya, niscaya Allah ta’ala akan memudahkan kita untuk berinteraksi yang baik (baca: berakhlak yang baik) dengan sesama. Itulah makna yang kami pahami dari sabda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

من التمس رضى الله بسخط الناس رضي الله عنه وأرضى الناس عنه ومن التمس رضا الناس بسخط الله سخط الله عليه وأسخط عليه الناس

["Barangsiapa mencari ridha Allah meski dengan mengundang kemurkaan manusia, niscaya Allah akan ridha kepadanya dan akan membuat manusia juga ridha kepadanya. Dan barangsiapa yang mencari ridha manusia dengan mengundang kemurkaan Allah, niscaya Allah akan murka kepadanya dan akan membuat manusia turut murka kepadanya."][11]

Waffaqaniyallahu wa iyyakum.

Diadaptasi dari al Mau’izhatul Hasanah fil Akhlaqil Hasanah karya Syaikh Abdul Malik Ramadhani

Buaran Indah, Tangerang, Banten 29 Jumadits Tsani 1431 H.

Penulis: Muhammad Nur Ichwan Muslim

Categories